October 30, 2008

Meneropong Peranan ITU-T
Penulis : Abdul Salam Taba

Keberadaan dan peranan sub-organisasi telekomunikasi sedunia (International Telecommunication Union) yang khusus mengkaji dan membuat standar telekomunikasi secara global (ITU-T), diakui atau tidak, berperan signifikan dalam mendorong lahirnya berbagai jasa telekomunikasi khususnya dan teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology/ICT) pada umumnya. Sebagai contoh, sepanjang tahun 2005 telah ditetapkan 62 rekomendasi standar telekomunikasi dan ICT, termasuk 101 yang direvisi dan 89 yang diamendemen oleh ITU-T.
Sejak didirikan pertama kali pada tahun 1956 --dengan nama International Telegraph and Telepone Consultative Committee (CCITT)-- hingga bulan Juni 2006, ITU-T telah berhasil menetapkan sebanyak 3145 standar perangkat telekomunikasi dan ICT. Sebenarnya CCITT sendiri merupakan hasil penggabungan International Telephone Consultative Committee dan International Telegraph Consultative Committee yang masing-masing dibentuk pada tahun 1924 dan 1925 (ITU News; 6/2006).
Secara faktual, peranan dan fungsi ITU-T dapat dilihat dari berbagai upaya strategis yang dilakukan secara konsisten dan sistematis dalam pengembangan standar telekomunikasi dan ICT berbasis global. Berbagai upaya tersebut dilakukan sejak sejak tahun 1956, bahkan secara historis sejak tahun 1924, hingga sekarang. Secara kronologis berbagai upaya tersebut pada dasarnya dapat dibagi menjadi enam fase, dimana setiap fasenya menunjukkan peran konkret ITU-T yang berkesinambungan dari tahun ke tahun.

Fase pertama, upaya restrukturisasi organisasi yang ditandai dengan penggabungan Komite Konsultatif Telepon dan Telegrap Internasional. Fase ini berlangsung dari tahun 1956 sampai dengan tahun 1968 dengan kegiatan sebagai berikut.
• Tahun 1956, pembentukan CCITT yang dipicu oleh keberhasilan menciptakan standard perangkat telekomunikasi yang memungkinkan layanan telepon dan telegrap dapat disalurkan secara bersamaan dengan menggunakan transmisi kabel dan radio sirkit.
• Tahun 1958, rekomendasi mengenai tarif dan layanan telegram internasional disetujui oleh majelis Umum (Plenary Assembly) CCITT. Rekomendasi tersebut mengatur antara lain tentang pengiriman telegram dari dan ke berbagai negara, serta lalu lintas percakapan melalui telepon.
• Tahun 1960, melakukan kerjasama dengan organisasi-organisasi internasional lainnya seperti dengan International Electrotechnical Commission (IEC), misalnya, dalam penetapan standard kabel dalam bertelekomunikasi.
• Tahun 1964, upaya penomoran sambungan langsung internasional (SLI) yang berlangsung dari tahun 1960 hingga 1964. Upaya penomoran ini didahuluii dengan kajian mengenai semua aspek komunikasi antar benua yang melalui transmisi kabel laut, serta upaya routing and numbering untuk mengantisipasi layanan teleks dan telepon otomatik secara global.

Penomoran SLI ditetapkan oleh ITU-T dengan mengatur kode negara, kode area dan nomor lokal setiap Negara anggota.
• Tahun 1968, munculnya layanan faksimili secara global. Layanan ini mulai bisa digunakan setelah pertemuan Majelis Umum CCITT ke empat yang berlangsung di Argentina. Pertemuan ini berhasil menyetuji untuk pertama kalinya standar perangkat faksimili yang dapat dioperasikan secara global.

Fase kedua, pengaturan sambungan dan nomor telepon. Penomoran telepon merupakan suatu sistem buatan ITU yang memungkinkan orang dapat melakukan panggilan dan menerima panggilan lokal, SLJJ dan SLI. Sistem tersebut mengatur kode negara, kode area dan nomor lokal semua nomor telepon di seluruh dunia, yang memungkinkan proses pemanggilan dan penerimaan sambungan telepon dapat berlangsung secara otomatis. Proses ini bisa terjadi berkat sistem pensinyalan (signalling system) yang juga dibuat oleh ITU, dan standard/sistem pensinyalan ini sangat penting bagi beroperasinya layanan SLI.

• Tahun 1969, perbaikan sistem layanan telepon seluler. Layanan telepon seluler yang digunakan sekarang merupakan pengembangan dari pengembangan dari IMTS (improved mobile telephone service) yang diperkenalkan pertama kali pada taun 1969. Layanan IMTS ini dikenal sebagai generasi “0G” (oposan dari generasi ketiga seluler, 3G) yang merupakan telepon radio berbasis pra-seluler VHF/UHF yang terhubung dengan public switch telephone network (PSTN). IMTS merupakan telepon radio yang sama dengan layanan telepon land-dial, yang menawarkan layanan yang bisa tersambung langsung dan tanpa melalui operator.
• Tahun 1976, penggunaan jaringan packet switched (PS). Jaringan PS ini lahir berkat rekomendasi X.25 yang digunakan untuk penyediaan jaringan PS komersial dan internasional untuk pertama kalinya. Rekomendasi X.25 ini juga sesuai dengan standard ITU-T yang dimanfaatkan untuk jaringan WAN (wide area network). Jaringan PS digunakan secara luas di seluruh dunia pada era 1980 dan 1990, sebelum digantikan oleh teknologi-teknologi yang lbih baru seperti ISDN (integrated service digital, ADSl (asymmetric digital subscriber line), dan IP (internet protocol).
• Tahun 1981, dibuat sistem pensinyalan 7 (signalling system 7, SS7). Keberadaan SS& ini diakui pertama kali tahun 1981 di dalam rekomendasi seri Q.7XX. Sebelum diimplementasikan, sebagian anggota tidak menyetuji penggunaa sistem ini untuk layanan SLI. Keberadaan SS7 yang berkemampuan mengirim sinyal lewat saluran yang berbeda dan mendeteksi problem keamanan jaringan secara lebih dini ini, telah memungkinkan penggunaan jaringan internasional secara lebih efisien. SS7 ini juga bermanfaat untuk menghubungkan lalu lintas layanan VoIP (Voice over Internet Protocol) ke PSTN, dan mendukung berbagai layanan yang berbasis IN (intelligent network).
• Tahun 1984, lahirnya standard layanan SLI yang berbasis ISDN (integrated service digital network). ISDN ini merupakan sistem jaringan komunikasi yang memungkinkan data dan suara dapat dikirim secara bersamaan ke seluruh dunia, dengan menggunakan konektivitas digital end to end. Sistem yang berkemampuan mentransfer data 64 kbit per detik ini pertama kali digunakan sebagai cicuit-switched telephone system yang berbasis digital pada tahun 1984.
• Tahun 1984, munculnya standar komunikasi yang berbasis abstract syntax notation 1 (ASN.1). Kemunculan ASN.1 ini sangat mendukung perkembangan jaringan, karena dapat digunakan, misalnya, untuk melakukan verifikasi kartu kredit dan dokumen digital, termasuk berbagai program software yang ada sekarang. ASN.I merupakan notasi atau bahasa formal yang berfungsi untuk menampilkan struktur data untuk keperluan pengiriman, encoding dan decoding serta pengambilan data.

Fase ketiga, transisi ke era teknologi digital. Di akhir tahun 1970 hingga diawal tahun 1980, telekomunikasi mengalami perkembangan revolusioner ke arah teknologi digital. Ditandai dengan penyatuan teknologi telekomunikasi dan komputer, penurunan tarif SLJJ, peningkatan kapasitas transmisi akibat penggunaan sistem komunikasi satelit dan kabel laut (submarine cable), dan kemajuan pesat pada jaringan data berbasis public switched. Salah satu perubahan fundamental di masa tersebut ialah munculnya jaringan digital terpadu yang lebih dikenal dengan nama ISDN. Berbagai keberhasilan tersebut, membuat standardisasi yang dibuat ITU semakin penting.
• Tahun 1986, pembentukan Joint Photographic Expert Group (JPEG) yang didirikan oleh ITU, ISO dan IEC. Standar buatan JPEG banyak dimanfaatkan untuk penyimpanan dan pengiriman gambar (foto digital) secara on-line.
• Tahun 1988, kode identitas bagi pelanggan seluler SLI (international mobile subscriber identity, IMSI) ditemukan. Standar IMSI ini lahir melalui resolusi E.212 dari ITU-T dan merupakan suatu sistem yang dapat mengenali perangkat seluler (handheld) yang lagi bergerak dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Selain itu, IMSI juga berfungsi mengidentifikasi perangkat seluler yang sedang bergerak untuk keperluan penagihan dan biaya berlangganan.
• Tahun 1988, standard PKI (public key infrastructure) berhasil dibuat berdasarkan rekomendasi X.509. Keberadaan PKI ini berfungsi untuk mengamankan jaringan public.
• Tahun 1988, standard untuk audio coding berhasil diciptakan. Teknologi telekomunikasi untuk layanan suara yang paling banyak digunakan saat ini ialah PSTN (public switch telecommunication network). Standar untuk PSTN ini dikembangkan oleh ITU-T (G.711 dan seri G.72x), dan edisi terakhir dibuat pada tahun 1990 yang banyak digunakan untuk pengembangan VoIP.
• Tahun 1988, standar untuk jaringan pengaturan layanan telekomunikasi (telecommunication management network, TMN) berhasil diciptakan. TMN yang banyak digunakan oleh para operator telekomunikasi terkemuka di dunia karena berfungsi mendukung pengatutan dan pengembangan layanan telekomunikasi lewat kemampuan interoperabilitasnya.
• Tahun 1989, penemuan standar teknologi untuk pengiriman informasi digital melalui SDH (synchronous digital hierarchy) yang berfungsi mengsingkroniasikan pengiriman data melalui jaringan serat optik. SDH ini banyak dimanfaatkan operator telekomunikasi sebagai tulang punggung jaringan radio dan serta optik, karena berkemampaun mengirim data berkecepatan gigabit dan memudahkan pengaturan jaringan.

Fase keempat, hadirnya beragam standar bagi layanan berbasis pita lebar (broadband) dan internet. Beberapa standar ITU yang telah berkontribusi positif bagi pengembangan akses dan kecepatan internet adalah standard seri-V untuk modem komputer, yang memungkinkan sebagian besar orang untuk pertama kalinya dapat menikmati layanan on-line; standard SDH untuk transmisi data melalui serat optik, yang banyak digunakan sebagai jaringan tulang punggung bagi beragam layanan data berpita lebar; serta standar untuk layanan yang berbasis teknologi DSL (digital subscriber line). Contoh lainnya ialah beragam standar untuk layanan gambar dan video, PKI (public key infrastructure), dan VoIP yang telah banyak mempengaruhi aktifitas dan kehidupan umat manusia.

• Tahun 1993, kelahiran ITU-T yang dipicu oleh hasil Konferensi Tingkat Tinggi ITU (ITU Plenipotentiary Conference) tahun 1992 berkekeputusan melakukan reformasi struktural, dengan cara memberikan kemudahan bagi ITU untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan yang semakin kompleks. Berdasarkan hasil keputusan tersebut, maka pada tahun 1993 dibentuklah organisasi baru untuk mengurusi masalah-masalah standardisasi (ITU-T dan Telecommunication Standardization Advisory Group, TZAG), yang bertugas menggantikan tugas-tugas CCITT dan kegiatan penetapan standar sistem layanan seluler lain yang dilaksanakn oleh CCIR.
• Tahun 1993, penetapan standard bagi teknologi DSL (digital subscriber line). Dalam seri rekomendasi ITU-T G.922, ADSL merupakan suatu sistem berbasis DMT (discreate multi-tone technique) yang digunakan untuk menciptakan beragam jenis layanan dengan memaksimalkan jaringan telekomunikasi tradisional (copper). Jaringan DSL, yang beroperasi dengan memaksimalkan fungsi jaringan kabel tembaga milik incumbent, masih merupakan pilihan utama bagi operator dalam memberikan layanan yang bebasis teknologi berpita lebar kepada para pebisnis berskala kecil dan pelanggan perumahan. • Tahun 1996, standard internasional untuk layanan nomor telepon bebas ke seluruh dunia (universal international freephone numbers, AUIFN) diadopsi untuk pertama kalinya. AUFIN merupakan suatu layanan yang memungkinkan pemasar menggunakan nomor yang sama dalam berkomunikasi secara gratis di wilayah negara manapun dia berada, dimana biaya percakapannya nantinya akan ditagih ke rekening perusahaannya. Saat ini, layanan AUFIN secara global sudah berjumlah 29.000 nomor.
• Tahun 1996, penetapan standar yang dapat membantu pengembangan layan VoIP. Standar tersebut bernomor H.323 yang berfungsi mempermudah pengiriman layanan suara, gambar dan data melalui jaringan computer (internet). Standar seri H.323 berperan penting dalam pengembangan layanan VoIP karena didukung oleh pengembang perangkat dan berkemampaun interoperabilitas. Saat ini pengguna sistem H.323 diperkirakan sudah mengirim miliaran layanan komunikasi suara per menitnya.
• Tahun 1996, proses standardisasi teknologi PON (passive optical networks) yang berstandar G.983.1/2 memakan waktu 10 tahun, yakni dari tahun 1996-2006. Teknologi PON merupakan teknologi yang efektif dalam mengimplementasikan keterhubungan jaringan serat optik ke lokasi perumahan dan perusahaan, yang sebentar lagi akan berubah menjadi jaringan berbasis optik penuh. Selain dimanfaatkan operator untuk menghindari mahalnya biaya pengembangan jaringan, teknologi PON juga digunakan untuk menghubungkan local loop dengan perangkat pengguna yang beroperasi di semua jaringan serat optik.

Fase kelima, pengembangan standar teknologi jaringan NGN (next generation network). Secara teknologis, NGN merupakan teknologi yang dapat merubah sistem jaringan circuit switched ke sistem jaringan berbasis paket, yang diperkirakan akan banyak digunakan oleg operator di seluruh dunia dalam beberapa tahun mendatang. Karena selain dapat mengurangi biaya pengembangan bagi penyelenggaran jasa, NGN juga mampu menawarkan beragam jenis layanan. Untuk mendukung perkembangan NGN, ITU-T telah membentuk Focus Group yang bertugas membuat standar global bagi teknologi NGN.

• Tahun 1996, standar ATM (asynchronous transfer mode) ditetapakan. ATM merupakan teknologi jaringan yang memungkinkan transfer data berbentuk sel-sel (fixed-size packets), dan dapat dimanfaatkan untuk pengiriman data berskala kecil dan besar. Secara praksis, pengguna ADSL menggunakan teknologi ATM karena mampu mengirim data ratusan megabit per menit, serta dapat mengukur kualitas dan kinerja jaringan.
• Tahun 1997, rencana penomoran layanan SLI berstandar E.164 diterima secara global. Standar tersebut menawarkan empat kategori bagi struktur penomoran layanan SLI, yakni berdasarkan wilayah, layanan global, jaringan, dan kelompoka negara. Standar E.164 ini sangat bermanfaat bagi jaringan telepon umum, dan tanpa kehadirannya kita tidak melakukan SLI dengan baik dan mudah.
• Tahun 1998, standard modem sistem dial up berhasil dibuat. Tanpa kehadiran standar modem yang dibuat ITU-T, kemungkinan internet tidak berkembang seperti sekarang ini. Karena setiap orang yang mau mengakses internet, sebelum munculnya ISDN atau teknologi berpita lebar, harus menggunakan modem yang dibuat berdasarkan spesifikasi ITU. Bahkan penggunaan modem sebagai akses internet masih sangat penting hingga saat ini. Pada tahun 1998, standar V.90 merupakan standar modem dial up generasi baru dengan kecepatan akses 56 kilobit per menit. Standar modem V.92 ini mulai dikerjakan pada tahun 1999 dan ditetapkan pada tahun 2000, dengan kemampuan melipatgandakan kecepatan penerimaan incoming data.
• Tahun 1998, kemunculan akses layanan pita lebar yang berbasis kabel. Dewasa ini penggunaan kabel sebagai media dalam mengakses layanan berpita lebar lagi marak. Bagi anda yang memiliki modem kabel dapat menikmati layanan pita lebar dengan melakukan penyesuaian spesifikasi yang dibuat ITU-T. Standar J.112 yang diadopsi pada tahun 1998, misalnya, merupakan standar yang digunakan untuk beragam layanan televisi kabel interaktif. Demikian pula standard J.117 yang diaopsi pada tahun 1999, dapat diamanfaatkan untuk mengkonversi televisi kabel menjadi televisi digital dengan memanfaatkan HDTV (high-definition
• Tahun 1998, harmonisasi tarif interkoneksi. Seperti diketahui bahwa tarif interkoneksi merupakan tarif yang harus dibayar oleh penyelenggara jasa pada saat pelanggannya melakukan panggilan ke penyelenggara jasa lainnya. Sistem tarif interkoneksi ini semakin kompleks dengan munculnya liberalisasi dan globalisasi pasar. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, ITU-T membuat prinsip-prinsip negosiasi tarif, dan berupaya membantu negara-negara berkembang melakukan penyesuaian dengan tuntutan perubahan pasar (rekomendasi D.140).

Selain ITU-T juga memperkenalkan konsep baru remunerasi internasional (rekomendasi D.140), dengan cara merubah sistem tarif akunting (accounting-rates system) ke sistem tarif terminasi (termination rate sistem).

Fase Keenam, kebangkitan era cybersecurity (“keamanan dunia maya”). Diyakini bahwa standardisasi merupakan upaya paling efektif dalam menyatukan berbagai kekuatan untuk menghadapi ancaman terhadap keamanan dunia maya, seperti phising, pencurian identitas secara on-line, dan spam. Ada 13 kelompok studi dan 70 lebih rekomendasi yang dibuat ITU-T terkait dengan masalah keamanan dunia maya. Sebagai contoh, rekomendasi X.805 yang memberikan kemampuan (spesifikasi) bagi para pemerintah, perusahaan dan penyelenggara jaringan telekomunikasi dalam mengatasi berbagai ancaman sistem jaringan dari dunia maya.
• Tahun 2000, protokol pensinyalan BICC (bearer independent call control) berhasil dibuat. Protokol BICC merupakan sebuah tonggak sejarah bagi pengembangan jaringan yang berbasis paket dan multi media pita lebar, karena memungkinkan migrasi tanpa batas dari jaringan sirkit switch ke jaringan paket berbasis multi media pita lebar yang berkapasitas besar. Protokol ini juga digunakan untuk mendukung beroperasinya layanan berbasis PSTN/ISDN melalui jaringan backbone berbasis paket (IP dan pita lebar), tanpa mengganggu interfaces penyelenggara jaringan dan jasa yang ada.
• Tahun 2002, persetujuan standar untuk video coding (H.264/AVC) yang berkemampuan menawarkan layanan video (film) berskala luas dan berkualitas tinggi, mulai dari layanan HDTV hingga videoconference dan seluler multimedia berbasis 3G. Standar H.264/AVC memiliki kualitas gambar yang lebih baik, kemampuan menyalurkan beragam jenis layanan, dan media penyimpanan data yang lebih besar.
• Tahun 2006, publikasi VDSL2 (very-high-bit-rate digital subscriber line) berdasarkan rekomendasi ITU-T. Standar ini memungkinkan para operator telekomunikasi berkompetisi dengan penyelenggara kabel dan satelit, dengan cara menawarkan beragam layanan antara lain seperti HDTV, video on demand, videoconferencing, akses internet berkecepatan tinggi, dan VoIP. Satndar VDSL2 yang baru mampu mengirim data hingga 100 megabit per menit baik secara up stream maupun down stream.

Berdasarkan berbagai upaya yang telah dan sedang dilakukan ITU-T, sebagaimana dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa sub-organisasi ITU tersebut berperan signifikan dalam mendorong inovasi teknologi dan kemajuan industri telekomunikasi (termasuk industri ICT), baik secara nasional dan regional maupun internasional. Pasalnya, standar yang dibuat ITU-T tidak hanya berkontribusi bagi pengembangan perangkat dan teknologi telekomunikasi, tetapi juga turut memicu lahirnya beragam bisnis dan jasa-jasa baru dalam industri telekomunikasi dan ICT secara global.

* Alumnus School of Economics The University of Newcastle, Australia. Published: Majalah Telematika, Vol.I Edisi 1, Februari 2007


No comments:

Post a Comment

Thank's your comment.